Kehadiran ponsel dengan merek-merek baru, makin marak saja masuk
pasar ponsel Tanah Air. Puluhan merek bersaing sengit di pasar, adu kuat
nafas merebut hati calon konsumen. Sayangnya, persaingan ini diwarnai
beberapa oknum distributor (pemain) nakal. Ulah mereka bisa merugikan
konsumen dan mengancam kelangsungan distributor lain yang berniat baik
dan serius. Apa sajakah ulah mereka?
Ponsel-ponsel dengan merek baru ini, sebenarnya bisa menjadi alternatif
pilihan dari ponsel-ponsel merek mapan. Harganya lebih terjangkau dengan
fitur-fitur yang menarik diberikan di banyak tipe ponsel. Bahkan
keberanian mereka membenamkan fitur dual-mode atau dual slot GSM-GSM
maupun GSM-CDMA menjadi solusi untuk menyikapi perang tarif operator
ini, kemudian fasilitas TV tuner internal untuk menonton siaran televisi
tanpa biaya.
Apapun namanya, HP merek lokal ataupun merek Cina ini pemasoknya memang
dari Cina. Tak heran, sebagian besar bentuk, isi menu-menu dan
fitur-fiturnya juga mirip, sebab diantara pilihan merek yang ada saat
ini justru berasal dari pabrik yang sama. Agar lebih mudah, untuk kali
ini ponsel-ponsel buatan negeri tirai bambu tersebut kita sebut saja
sebagai ponsel alternatif.
Harus Lebih Selektif
Setidaknya, hingga saat ini sudah ada 30 merek ponsel alternatif yang
beredar di gerai-gerai ponsel di seluruh Indonesia. Dengan
jumlah pemain yang begitu banyak tersebut tentunya akan semakin
meruncingkan peta persaingan pasar ponsel di segmen tersebut. Bayangkan
jika dari satu merek saja mengeluarkan 10 tipe ponsel, berarti ada
sekitar 300an pilihan ponsel alternatif di pasar, Anda akan dibuat
pusing ketika berencana membeli ponsel dengan modus dual-mode ataupun
yang ber-TV.
Keinginan pelanggan, tentu saja yang akan memilih ponsel dengan fitur
melimpah namun dengan harganya yang murah. Dan begitulah ponsel
alternatif ini ditawarkan, fitur-fiturnya melimpah dan menarik namun
dijual dengan harga jual yang relatif murah.
Sayangnya, memilih ponsel alternatif tidak segampang yang kita kira.
Berbeda ketika kita memilih ponsel branded yang tinggal lihat iklan
kemudian tunjuk, memilih ponsel alternatif yang majoritas buatan cina
kita harus sedikit berhati-hati. Apa sebab?
Demi mempertahankan eksistensi pasar ataupun mendongkrak angka
penjualan, ponsel-ponsel alternatif ini mengambil juga jalan
‘alternatif’, yaitu dengan cara mempromosikan fitur-fitur pada ponselnya
yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Misalnya, pada casing ataupun pada brosur tertulis kamera sebesar 2
megapixel, namun pada kenyataan hanya mendukung resolusi maksimal 1,3
MP.
Selain itu masih banyak kejanggalan lainnya pada ponsel-ponsel
alternatif, Sinyal akan membeberkannya supaya Anda lebih berhati-hati.
*. Kamera bohongan. Pada badan ponsel terdapat lubang untuk kamera tapi hanya sebagai pemanis saja, kameranya tidak ada.
*. Resolusi kamera yang tertera pada casing tidak sesuai kenyataan.
Misalnya pada casing tertera 2 MP, kenyataannya hanya 0,3 MP (VGA)
*. Tombol akses pada badan samping ponsel hanya hiasan. Misalnya ada
tombol untuk kamera namun tidak berfungsi, hanya berupa aksesoris saja
karena bentuk casingnya yang sudah permanen.
*. Model casing mirip ponsel merek terkenal
*. Tidak Dual On. Artinya hanya satu kartu yang aktif, padahal pada brosur ditulis dual-on (kedua kartu aktif).
*. Aplikasi Java harus khusus. Ada ponsel alternatif yang telah
mendukung teknologi Java namun tidak semua aplikasi Java yang beredar
dapat diinstallkan.
*. Kapasitas baterai tidak sesuai dengan yang tertera pada brosur.
*. Baterai tidak bisa di-charge (diisi ulang)
*. Bahan casing kurang bagus, terkadang ada cacat.
*. Ada ponsel alternatif yang tidak lolos sertifikasi namun tetap dijual di pasaran.
*. Service centre digabung dengan toko. Ada kemungkinan merek ponsel
seperti ini sifatnya ‘hit and run’ dan tidak mau berinvestasi untuk
layanan purna jual. Jika merek ditutup, pemilik toko pun tidak akan mau
menanggung kerugiannya.
Meniru Desain Hp yang sudah beredar
Merek Plesetan dan Almarhum
Tidak semua merek ponsel alternatif dapat bertahan dipasar. Bahkan
banyak yang sudah menghilang dari pasar. Karena itu berhati-hatilah
memilih merek,
Merek yang beredar di tanah air saat ini antara lain: Altrec, Anycool,
Beyond, Cross, D-One, GStar, Haier,Hi-Tech, Huawei, Imo, iMobile,
Kanselir, Kozi, K-Touch, Lotus, Micxon, Mito, My-G, Nexian, Ozon,
Startech, Taxco, Techno, Titan, Vitell, VirtuV, dan ZTE.
Sedangkan merek yang sudah mulai menghilang dari pasar adalah Hisense,
Inco, Konka, Mobile, dan VK. Selain merek-merek di atas,ponsel black
market (BM – masuk tanpa jalur distributor) dan mereknya merupakan
plesetan dari merek-merek terkenal pun ada, yakni Nckia, Nokla,
Motolola, Suny Elicsson, danVevtu.
Namun ada juga merek yang belum muncul di pasar walaupun terdaftar.
Merek-merek yang belum hadir ini seperti Al Tone, Bluedio, Ivio,
Maxtron, M Mobile, nano, Neotel, Vcall, dan Xtelecom.
0 komentar:
Post a Comment